18 December 2005

idealisme yang luntur

haruskah idealisme seseorang luntur ketika ia berhadapan dengan situasi kerja yang tidak mendukung idealismenya?

haruskah mimpi dilupakan ketika uang harus didapatkan?

gw bosen denger omongan orang yang bilang 'ni orang baru lulus kuliah. masih idealis.' jelas aja masih, gw pun masih idealis. gw tumbuh dan dipupuk di lingkungan yang mempertahankan idealisme. ketika gw ga punya kerjaan, gw pun jadi bimbang, haruskah idealisme gw dipertahankan? gw belom ketemu jawabannya... mimpi gw ga susah, cuma belom ketemu pintu masuknya. dunia perkantoran (gw ga bisa bilang dunia kerja) bisa mengikis mimpi2 yang selama ini dimiliki sso. the rules are not ours, the job seekers; they are theirs, the companies. gw terusik dengan aturan2 yang dibuat perusahaan. perusahaan pun ga bisa disalahkan. mereka menginginkan orang2 terbaik. maka, pengukuran kuantitas pun diutamakan. liat aja di koran, ipk minimal 2,75, pengalaman minimal 1/3 tahun, punya prestasi. seleksi administrasi jadi screening awal untuk para kandidat. ga punya ipk minimal 2,75, dont expect to get a job lah...

sepertinya dunia kantor ga menyediakan tempat buat orang2 seperti gw, yang ipk ga nyampe 2,75, punya cita2 yang indah, muka pas2an.... kalo orang menilai berdasarkan kompetensi, apakah ipk harus jadi alat screening awal? bisa jadi sih. apakah wajah cantik/ganteng jadi tolak ukur? hahaha... yang ini sampah!!!! kalo jadi pelacur doang sih, emang wajah dan bentuk tubuh yang jadi tolak ukur.

entahlah.. gw ga puas. ga puas dengan sikon gw. gw mau liat lebih banyak lagi, tau lebih banyak, belajar lebih banyak dan bertanya pertanyaan bodoh lebih banyak lagi.