05 January 2025

7 hari yang mendebarkan - 2

Minggu, 29 desember Sekitar pukul 1, Papi dibawa perawat ke lantai 2. Aku menunggu di igd. Papi masi belum sadar saat kembali. Perawat memasang alat pemantau tekanan darah, detak jantung, selang kateter dan selang NGT. Persetujuan dariku. Sekitar pukul 2, dokter jaga memberitahukan hasil pemindai: ada gumpalan darah dalam kepala yang menekan otak, menyebabkan penurunan kesadaran, melumpukan motorik. DPJP adalah dokter syaraf. Kemungkinan DPJP akan merekomendasikan operasi segera. Kami minta waktu untuk bicara dgn orang tua. Mereka kembali ke rumah jam 2.30an. Aku menunggu Papi. Jam 5.15, dokter jaga mengabari bahwa DPJP mengkonfirmasi soal operasi dan meminta persetujuan keluarga. Aku telpon Mami dan istriku. Mami minta mengulur waktu sampai dapat respon dari Js. Hendrik yang kerja di BPJSKes. Kukabari dokter jaga soal kemungkinan menolak operasi. Petugas admin RS mengingatkan soal penolakan rekomendasi medis berarti pembatalan BPJSkes. Kukabari kembali ke Mami dan istriku. Sekitar jam 8.40, dokter jaga mengabari lagi bahwa dokter bedah syaraf menyatakan tidak bisa operasi karena Papi memiliki kanker hati dan hati memproduksi zat pembeku darah sehingga operasi akan memperburuk kondisinya. Dokter bedah syaraf merekomendasikan pengobatan konservatif, artinya hanya dirawat dengan obat2an untuk menghentikan pendarahan. Dokter jaga menyampaikan lagi bahwa Papi bisa dipindah ke ruang ranap biasa dan BPJSKes tetap membiayai karena kondisi saat ini perawatan di ICU maupun ranap biasa hanya untuk mempertahankan kondisinya, bukan menyelamatkan nyawa. Dokter minta persetujuan keluarga soal DNR (do not resusitate) dan kutandatangani suratnya. Sekitar pukul 11, Papi dipindah ke lantai 3 bangsal Lily ruang 306 kamar tengah. Kondisi belum sadar. NGT masih mengeluarkan lendir merah tua. Kuminta suster jaga mengganti popoknya, aku baru ingat bahwa popoknya dipasang kemaren setelah mandi siang. Mami tiba sejak pagi, kemudian berbincang dengan 2 orang Lithang, kliatannya untuk mengurus upacara dan kremasi. Adikku tiba siang menjelang makan. Minggu sore, adik sepupuku tiba di RS. Ia berangkat dari bandung sejak kemaren sore dan menginap 1 malam di rumah depok. Malam ini, ia berjaga denganku di RS. Papi mulai menunjukkan kesadaran. Ia menarik2 selang O2 dan sisa pampersnya, walaupun matanya tidak terbuka dan napasnya masih terengah2. semakin lama, tenaga Papi semakin besar. Aku perhatikan bahwa tangan dan kaki kanannya tidak bisa digerakkan.

No comments: