09 August 2005

membentuk pemahaman

butuh waktu, usaha dan pengetahuan untuk menjadi seorang yang cerdas. kalo cuma sekedar pandai, itu bawaan genetik; alamiah; memang perlu diasah, tapi lebih mudah. tp kl untuk jadi cerdas, itu sulit. pengetahuan yang dimiliki harus dikombinasikan, butuh usaha untuk melakukannya, dan ga secepat membalik tangan juga.

yah, pokoknya udah beberapa lama ini gw makin ga jelas. maksudnya, gw kehilangan kemampuan untuk memahami. trus dengan nonton film Gie kemaren malem, gw bertanya2 lagi. ntu orang, hok gie maksud gw, cerdas kali ya. tulisannya di surat kabar mempengaruhi banyak orang. tu tulisan pastinya bukan spt yg gw tulis saat ini; tp buah2 pikiran yang bersumber dari ide, konsep, pengetahuan dari buku2 yg dia baca, persepsinya.
ada 2 adegan yang ga gw pahamin di situ : 2 ekor ikan mas dalam bak mandi ama pintu rumah yang dibuka. dengan ruang, waktu dan konteks yang dibangun di film itu, gw masih ga ngerti apa maksud adegan2 itu selalu diulang.

pulangnya, kami makan di depan rs cipto. sama seperti itu lagi. tp ini dalam hidup gw. ruangnya adalah kampus, kos temen2, angkot, apapun lah selama itu bersama anak2 pomda. waktunya adalah setahun terakhir. konteksnya, interpersonal relationships.

setahun terakhir ini, gw berusaha memahami setiap orang dlm komunitas pomda secara personal. butuh waktu lama krn topeng yang ditampilkan di kampus berbeda dengan di kos; jam malem juga lebih berarti untuk mengenali siapa mereka daripada siang2. hal yang mengejutkan ada di 3 bulan terakhir: siapa yang krisis pd, krisis identitas, mencapai achievement, udang di balik batu, serigala berbulu domba, identitas karir, siapa ga suka siapa, siapa suka siapa, dll. ada kenyataan2 yang baru gw ketahui, ada yang menguatkan belief gw.

lalu, dengan semua yang gw tau tentang mereka, adakah arti tertentu buat gw? rasanya iya. gw mengenal mereka lebih jauh, menentukan sikap terhadap mereka, membuat sebuah keputusan tentang rasa. :) ya itu lah yang akhirnya gw lalukan.

yang masih blm gw pahami adalah kerangka apa yang gw pake untuk memvonis mereka. vonis ini adalah belief yang gw pegang tentang mereka; tidak dimaksudkan untuk menuduh mereka, menghancurkan harga diri mereka. Tp vonis ini jadi dasar sikap dan perilaku gw terhadap mereka. gw merubah sikap ke bambang setelah tau yang dia alami; ada kesamaan antara gw dan dia, kami sama2 eksplorasi hubungan antar-pribadi dan punya kecenderungan jadi player.

kerangka. itu yang gw blom punya. kerangka butuh untuk memahami. semakin cerdas, semakin rumit kerangkanya.

1 comment:

sinta said...

menurut gue...lama2 lo kebanyakan mikir dip....
santai aja....
teman dan manusia diciptakan untuk dinikmati, bukan dipikirkan eksistensinya.