27 July 2005

materi untuk harga diri

percakapan yang menarik dengan R. Cahyanto "Hani" seminggu lalu. mengenai harga diri dan materi.
diskusi mengenai keberadaan diri seseorang di sebuah warung siomay depan kos Kencana - barel FHUI.
teman2 diskusi : sepiring siomay, 3 gelas es jeruk, 20 batang Marlboro mentol.

kesimpulan : buat Hani, memiliki uang adalah salah satu usaha untuk meningkatkan harga diri. gw bisa paham karena latar belakang keluarganya, pengalamannya dan persepsinya mengenai "penghargaan kepada orang lain". menurut gw, ada proses modeling yang dilakukan Hani, justru bukan terhadap orang tuanya. di situ juga ada unsur ekspektasi pribadi untuk jadi orang kaya (toh sapa sih yang ga mau jadi orang kaya? )

refleksi : yang waktu itu gw lontarkan adalah ide "uang bukan segalanya buat gw. ga perlu kaya, asal punya uang untuk bersenang-senang". emang gw sendiri blom yakin dengan prinsip itu. ide2 yang gw lempar ke Hani pun belom tentu gw laksanakan. itu komitmen lama yang gw ceritain. gw pernah bikin janji kalo uang ga akan bisa jadi majikan gw. tapi situasi realnya, gw ga bisa ngapa2in tanpa punya uang (misal : bayar ongkos, makan siang, beli buku,etc).

tapi gw udah belajar juga tentang pilihan, konsekuensi dan komitmen. 3 hal itu saling berhubungan. ada alternatif2 yang ada untuk dipilih. setiap alternatif mempunyai konsekuensi sendiri. dan menjalani konsekuensi pilihan adalah sebuah komitmen juga.

balik ke soal ide tadi. gw sendiri belom ngejalanin di masa yang tersulit, dalam arti, gw ga punya uang sepeser pun. selalu ada uang yang gw pegang. mungkinkah di masa sulit nanti gw tetap akan berprinsip sama?
wallahu alam.

1 comment:

sinta said...

kalo gue milih KEMAPANAN yang tetap bisa membuat gue memegang IDEALISME...:)
cari duit iya. tapi pegang cita2/tujuan hidup juga tetep.
pengen settled dengan lots of money, raise family, raise children. tapi juga dapat kepuasan dari pekerjaan yang gue idamkan.
susah sih...
tapi there's a will, there's many ways kan.....